Perayaan Imlek yang Berbeda



Disalin dari NewMalangPos – Perayaan Imlek tahun terasa sangat berbeda. Di Klenteng Eng An Kiong tampak sepi. Hanya sekitar 30 umat Konghucu yang datang ibadah di klenteng yang hampir berusia dua abad itu. Sedangkan di pusat perbelanjaan menghadirkan berbagai dekorasi bertema Imlek.

Ibadah yang berlangsung di Klenteng Eng An Kiong sesuai protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Selain bermasker dan physical distancing, umat yang beribadah pun tak banyak.

Atraksi barongsai di pagi Imlek hingga Wayang Potehi di sore dan malam hari ditiadakan. Pedagang pernak pernik Imlek  yang berjualan di luar klenteng yang dibangun tahun 1825 itu pun hanya beberapa orang saja.

“Kami meniadakan barongsai tahun ini. Cuma nanti ada bakti sosial dari  kami kepada korban bencana. Pembagian sembako melalui Korem 083/Baladhika Jaya,” ujar Ketua Majelis Konghucu Kota Malang, Halim Tobing, kemarin.

Malam sebelum Imlek biasanya diadakan sembahyang Chu Xi. Namun karena pandemi, sembahyang tersebut tak bisa dilaksanakan. Sehingga Chu Xi dilakukan di tempat umat masing-masing.

“Sembahyang Chu Xi adalah sembahyang kepada leluhur maupun kepada para roh – roh suci untuk mengucapkan puji syukur di tahun 2571,” kata Halim.

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol  Dr  Leonardus Simarmata kemarin sempat datang ke Klenteng Eng An Kiong. Ia mengatakan Imlek di Klenteng Eng An Kiong mematuhi prokes pencegahan Covi-19.

“Kalau tahun lalu banyak yang beribadah ke sini. Sekarang tidak, pengelola klenteng sudah membatasi. Hanya 30 orang,  itu undangan semua,” kata Leo.

Budi Hartono, salah satu umat Konghucu yang melaksanakan kegiatan sembahyang secara langsung tak mempermasalahkan sepinya kegiatan selama Imlek di Klenteng Eng An Kiong Malang. Ia berharap, di Tahun Kerbau Logam ini menjadi titik awal berakhirnya pandemi Covid-19.

“Tidak ada kegiatan tidak apa-apa. Karena kita semua harus jaga jarak, ikuti anjuran pemerintah dengan harapan, tahun Kerbau Logam menjadi titik awal pandemi Covid-19 berakhir,” tandasnya.

Warga sekitar klenteng pun demikian. Seperti warga Jalan Gatot Subroto, Ahmad Taufik menyebutkan, perayaan Imlek memang sangat ditunggu, terlebih atraksi Barongsai yang menghibur masyarakat.

“Ya mau bagaimana lagi, tidak apa- apa,  kan Covid-19. Patuhi saja arahan dari pemerintah. Biasanya ramai buat hiburan warga sekitar, bahkan juga tak jarang dari luar kota,” katanya.  

Sementara itu tahun ini pusat perbelanjaan di Malang tidak merayakan Imlek dengan pertunjukan Barongsai maupun kegiatan yang berpotensi mendatangkan kerumunan. Hanya ada dekorasi dan diskon memeriahkan Imlek.

Misalnya Malang Town Square (Matos) menggelar berbagai program belanja, kompetisi TikTok dan belanja murah. Saat Imlek pun mall masih terlihat lengang, jumlah pengunjung hanya 50 persen.

“Pengunjung 50 persen, belum bisa lebih. Tapi 50 persen pengunjung sekarang itu sudah termasuk banyak, orang sudah haus untuk ke mall, karena sudah haus ke mall kami pun protokol kesehatannya semakin ketat,” jelas  Mall Director Matos Fifi Trisjanti.

Prokes yang diperketat ini tujuannya menarik minat masyarakat kembali ke mall. Berbagai fasilitas pun juga berubah, semakin bagus. Lift dilengkapi sensor sehingga pengunjung tidak perlu memencet tombol saat menggunakan lift sehingga potensi penularan Covid-19 bisa diminimalisir.

Selain itu, rendahnya jumlah pengunjung di masa pandemi Covid-19 menuntut pengelola harus semakin kreatif. Memenuhi kebutuhan konsumen wajib dilakukan, salah satunya turut memfasilitasi kegemaran masyarakat eksis dengan cara menyediakan spot foto gratis.

“Imlek tahun ini tema kami Spring Blossoms, dekorasinya bisa dilihat area depan mall, tetapi untuk dekorasi di spot foto lainnya kami tidak mengkhususkan tema Imlek, dimana ada spot kami akan dekorasi, biar ada daya tarik ke masyarakat,” terang Fifi.

Pada bagian mall,  dekorasi bernuansa musim semi sangat terasa. Mulai dari replika Barongsai  dan gapura khas China disampingnya, kemudian pada area lobby para pengunjung disuguhi bunga sakura serta lampion yang indah.

Spot foto tersebut sengaja dihadirkan agar dimasa pandemi masyarakat tidak perlu bepergian ke luar kota hanya untuk berswafoto, cukup datang ke Matos. Semua tersedia secara gratis bahkan di setiap lantainya terdapat spot foto dengan tema berbeda.

“Kami tidak berani mengundang banyak orang di masa pandemi ini, ngundang banyak orang kalau ada apa-apa nanti izin usaha kami bisa dicabut. Tapi kami tetap ada event kecil-kecilan supaya orang mau datang ke mall, kalau tidak ada apapun orang malas datang, untuk itu perlu daya tarik,” bebernya.

Matos tetap mengupayakan memanjakan setiap pengunjung. Termasuk melalui program Lucky Angpao yang berlangsung selama tiga hari tanggal 12-14 Februari. Syaratnya cukup mudah dengan hanya berbelanja senilai Rp 250 ribu maka customer bisa mengambil lucky angpao yang terletak di dekat pintu masuk lantai ground.

Sementara itu, di MOG masih sama setiap tahunnya. Ikut memeriahkan Imlek dengan memasang lampion di bagian depan mall. “Kami tidak ada acara apapun, cuma memasang lampion di pintu masuk, setiap tahunnya hanya lampiom saja,” kata Tenancy MOG Peptina Magdalena kepada New Malang Pos. (ian/lin/van) 

Lebih baru Lebih lama