Awas, Makanan Ini Bisa Picu Kolesterol Tinggi Pada Anak

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

anak-makanan-cepat-saji-junk-food-doktersehat
Photo Source: Flickr/wwworks

DokterSehat.Com– Siapa bilang kolesterol tinggi hanya akan terjadi pada para lansia saja. Memang, mereka yang sudah berusia dewasa atau berusia lanjut lebih berisiko terkena masalah kesehatan ini, namun jika anak-anak menerapkan gaya hidup tidak sehat, bisa jadi mereka juga akan mengalami masalah kesehatan yang sama. Salah satu penyebabnya adalah jika mereka menerapkan pola makan yang tidak sehat.

Makanan yang bisa membuat anak mengalami kolesterol tinggi

Pakar kesehatan menyebut banyak anak-anak yang kurang menyukai makanan sehat seperti sayur dan buah-buahan. Mereka cenderung lebih suka dengan makanan yang gurih dan nikmat seperti makanan cepat saji atau gorengan. Masalahnya adalah makanan-makanan ini ternyata bisa meningkatkan risiko terkena kolesterol tinggi.

Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak jahat di dalam makanan cepat saji dan gorengan yang sangat tinggi. Jika makanan-makanan ini sering dikonsumsi oleh anak-anak, maka kadar kolesterol di dalam tubuh semakin meningkat dan akhirnya memicu penumpukan plak di dalam pembuluh darah.

Selain itu, gorengan dan makanan cepat saji cenderung memiliki kadar kalori yang tinggi. Jika dikonsumsi setiap hari, maka berat badan bisa naik dan risiko untuk terkena masalah obesitas juga akan semakin meningkat. Padahal, obesitas juga bisa memicu masalah kolesterol tinggi.

Makanan-makanan lain yang bisa memicu masalah kolesterol tinggi

Selain makanan cepat saji dan gorengan yang memang dikenal luas sebagai makanan yang tidak sehat, pakar kesehatan menyebut ada beberapa makanan lain yang sebaiknya dibatasi konsumsinya demi mencegah masalah kolesterol tinggi.

Berikut adalah makanan-makanan tersebut.

  1. Telur puyuh

Salah satu jenis telur yang digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang nikmat. Telur puyuh bisa dijadukan lauk, sate, atau campuran makanan lainnya. Sayangnya, jika telur puyuh dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak atau terlalu sering, maka risiko untuk terkena kolesterol tinggi akan meningkat.

Sebagai informasi, jika kita mengonsumsi telur puyuh 100 gram saja, sudah bisa mendapatkan sekitar 844 mg kolesterol. Padahal, asupan kolesterol sebaiknya dibatasi maksimal 300 mg saja dalam sehari.

  1. Kuning telur

Kuning telur lebih disukai dibandingkan dengan putih telur karena rasanya yang memang jauh lebih kuat dan nikmat. Sayangnya, jika kita mengonsumsinya dengan berlebihan, maka risiko untuk mengalami kenaikan kolesterol jahat di dalam darah akan meningkat.

Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan 1.085 mg kolesterol di dalam 100 gram kuning telur. Beruntung, pakar kesehatan menyebut mengonsumsi telur satu atau dua butir setiap hari sebenarnya masih aman bagi kondisi tubuh.

  1. Cumi

Salah satu makanan laut dengan tekstur yang kenyal ini ternyata juga tinggi kandungan kolesterol. Jika mengonsumsi 100 gram cumi, maka kita akan mendapatkan 260 mg kolesterol. Jika cumi diolah dengan cara digoreng, diberi tepung, atau dijadikan olahan bersantan, bisa jadi kadar kolesterolnya akan semakin meningkat dan lebih berbahaya bagi kesehatan.

  1. Daging olahan

Daging olahan seperti nugget, sosis, daging ham, kornet, dan lain-lain sering kita konsumsi sebagai lauk, khususnya saat sarapan pagi karena mudah untuk diolah namun memiliki rasa yang enak. Masalahnya adalah, daging olahan juga tinggi kandungan kolesterol jahat.

Selain itu, terlalu sering mengonsumsinya juga bisa memicu kenaikan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar natrium di dalamnya. Bahkan, ada sebagian pakar kesehatan yang menyebut konsumsi daging olahan secara rutin juga bisa memicu kenaikan risiko kanker mengingat adanya kandungan bahan kimia di dalamnya.

  1. Kerang

Kerang juga tinggi kandungan kolesterol. Mengonsumsinya sebanyak 85 gram saja sudah menyediakan 166 mg kolesterol. Jika dikonsumsi dengan berlebihan, bisa dipastikan kadar kolesterol akan naik.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Lebih baru Lebih lama