Apakah Bayi Bisa Alergi ASI? Cek Penjelasannya di Sini

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

bayi-alergi-ASI-doktersehat

DokterSehat.Com – Setiap orang tua pasti berharap anaknya untuk mendapatkan asupan ASI eksklusif. Namun, banyak ibu yang khawatir tentang bayi alergi ASI, apakah hal tersebut memang perlu dikhawatirkan? Bagaimana penjelasan mengenai alergi ASI? Simak penjelasan alergi pada bayi ASI selengkapnya di bawah ini.

Bayi Alergi ASI Dipengaruhi Oleh Asupan Tertentu

Sejumlah pakar kesehatan mengungkapkan, bayi alergi ASI sebenarnya tidak ada, alergi yang terjadi bukanlah disebabkan oleh ASI melainkan dari makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui.

Meski begitu, reaksi alergi ASI akibat makanan atau minuman tertentu ini adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi. Ciri ciri bayi alergi ASI akibat dari asupan yang dikonsumsi ibunya terlihat dari munculnya mual, diare, sesak napas dan ruam, yang bisa bertahan beberapa jam setelah mendapatkan ASI.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai ciri bayi alergi ASI, di antaranya:

1. Gumoh

Perlu diketahui, tanda bayi alergi ASI seperti muntah atau gumoh bisa terjadi secara spontan. Namun terdapat perbedaan antara gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya hanya sedikit cairan yang dikeluarkan serta tidak disertai kontraksi otot perut. Gumoh ini dikatakan normal jika frekuensinya 1-4 kali sehari.

2. Ruam

Namun jika bayi mengalami gumoh lebih dari frekuensi normal, Anda harus segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan dengan tepat. Selain gumoh, ciri bayi alergi ASI juga terlihat dari kulit yang memerah. Kondisi ini bisa terjadi akibat ibu mengonsumsi makanan laut.

3. Mengi

Ciri bayi alergi ASI juga dapat terlihat dari munculnya sesak napas atau nafas yang berbunyi. Kondisi ini bisa terjadi setelah bayi Anda meminum ASI. Meski tanda ini mirip dengan gejala asma, hal itu tidak selalu menjadi ciri utama.

4. Diare

Penyebab diare pada bayi bisa terjadi karena bayi mengalami alergi ASI. Bahkan, diare bisa langsung terjadi setelah bayi lahir dan menerima ASI termasuk kolostrum. Hal ini disebabkan karena sistem pencernaan bayi tidak mampu menerima beberapa protein dan kadar laktosa dalam ASI. Diare adalah kondisi yang berbahaya, segera bawa bayi ke dokter anak terdekat.

Asupan yang Perlu Diperhatikan agar Alergi ASI Tidak Terjadi

Salah satu bahan makanan yang menyebabkan bayi alergi ASI adalah susu sapi. Hal ini bisa terjadi karena terserapnya kandungan protein di susu sapi. Saat proses menyusui, protein bisa masuk pada tubuh bayi, di mana hal ini menjadi penyebab munculnya alergi ASI.

Selain susu sapi, bahan makanan lain yang bisa menyebabkan alergi ASI adalah buah-buahan yang mengandung sitrus (lemon, jeruk, dll), tomat, kacang-kacangan, telur, dan tepung terigu.

Beberapa jenis makanan yang sebaiknya dicermati karena kemungkinan dapat memicu alergi pada bayi, antara lain brokoli, cokelat, bawang, cabai, dan produk olahan susu. Selain itu, bayi kemungkinan mengalami alergi setelah minum ASI jika ibu mengonsumsi:

1. Susu sapi

Jika bayi alergi ASI terjadi karena ibu mengonsumsi susu, sebaiknya Anda coba untuk berhenti mengonsumsinya selama 2 sampai 4 minggu, namun proses menyusui tetap dapat berjalan. Anda tetap bisa mengonsumsi susu setelah gejala mereda. Namun, jika muncul gejala yang lebih parah, Anda harus berkonsultasi dengan dokter.

2. Minuman berkafein

Konsumsi dua cangkir kopi sehari untuk ibu yang sedang menyusui bisa memengaruhi jam tidur bayi. Sekitar 1 persen kafein yang Anda konsumsi dapat diserap ke dalam ASI. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan bayi alergi ASI.

3. Minuman mengandung alkohol

Jika ibu hamil mengonsumsi minuman beralkohol, maka kandungannya bisa diserap ke dalam ASI sehingga memengaruhi kesehatan bayi. Guna menghilangkan alkohol dari aliran darah dibutuhkan waktu beberapa jam.

3. Ikan bermerkuri

Meski beberapa ikan mengandung asam lemak omega-3 dan protein yang baik bagi tubuh. Namun beberapa ikan mengandung merkuri yang berbahaya bagi tubuh. Beberapa ikan tersebut antara lain: ikan makarel, ikan todak dan ikan tuna. Kandungan merkuri pada ikan ini dapat mengontaminasi ASI dan berisiko menganggu perkembangan otak bayi.

Mencegah Bayi Alergi ASI

Bayi alergi ASI adalah sesuatu yang kompleks, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menentukan pola makan yang baik untuk ibu menyusui. Meski banyak makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari, Anda tetap harus memenuhi asupan gizi seimbang.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan jika bayi memiliki riwayat alergi, antara lain:

  • Hindari untuk memberikan susu sapi formula standar selama 4 sampai 6 bulan pertama. Jika bayi memang membutuhkan asupan susu, alternatif yang bisa diberikan adalah susu formula hidrolisat parsial atau total.
  • Ketika Anda mulai memperkenalkan makanan alergenik seperti telur, gandum, dan susu, mulailah dari jumlah yang sedikit dan satu jenis saja untuk setiap kali konsumsi.
  • Rutinlah untuk membersihkan tempat tidur dari tungau atau debu.

Sementara itu, beberapa cara berikut ini bisa Anda terapkan untuk mencegah bayi alergi makanan, antara lain:

  • Hindari paparan asap rokok selama hamil dan setelah bayi lahir.
  • Pemberian ASI eksklusif adalah 6 bulan pertama kehidupan.
  • Proses penyapihan sebaiknya tidak dilakukan sebelum usia minimal 17 bulan.
  • Mulailah MPASI selagi bayi masih menerima ASI, bisa dilakukan pada usia 6 bulan.
  • Memasuki usia 12 bulan, sebaiknya bayi telah menerima semua jenis makanan yang cocok untuk usianya, termasuk makanan atau minuman yang berpotensi alergi.
  • Selama hamil dan menyusui, minimalkan penggunaan obat antimual, parasetamol, dan obat golongan NSAID.
  • Selama mengandung dan menyusui, seorang ibu harus menerapkan pola makan sehat, termasuk mengenalkan berbagai jenis makanan yang berpotensi alergenik.
  • Pemberian MPASI terlalu dini bisa meningkatkan risiko alergi pada bayi. Namun pemberian MPASI terlalu lambat juga bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini menghambat proses pengenalan berbagai jenis makanan sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya alergi.

Meski begitu, kondisi alergi ASI jangan sampai membuat Anda menghentikan pemberian ASI eksklusif, penghentian hanya dilakukan untuk makanan atau minuman yang dapat menyebabkan terjadinya alergi. Nilai gizi yang ada di dalam ASI tidak tergantikan oleh susu formula.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Lebih baru Lebih lama