5 Cara Cegah Kanker, Salah Satunya Jangan Sering Makan Sate

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

sate-taichan-doktersehat
Photo Source: Twitter/kepoinjakarta

DokterSehat.Com– Salah satu masalah kesehatan yang bisa menyebabkan kasus kematian dini paling banyak di Indonesia adalah kanker. Masalahnya adalah penyakit ini seringkali dipicu oleh gaya hidup yang buruk. Karena alasan inilah kita harus benar-benar menjaga gaya hidup yang sehat demi menurunkan risiko kanker. Lantas, adakah hal-hal yang sebaiknya kita hindari demi mencegah datangnya penyakit ini?

Berbagai cara yang bisa dilakukan demi mencegah kanker

Sebenarnya, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan datangnya kanker. Sebagai contoh, faktor keturunan atau lingkungan bisa mempengaruhinya. Hanya saja, jika kita mau menghindari beberapa gaya hidup yang tidak sehat, risiko terkena penyakit ini pun bisa ditekan.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan demi menurunkan risiko kanker.

  1. Mulai menurunkan konsumsi sate

Sate termasuk dalam makanan yang disukai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh rasanya yang sangat nikmat. Selain itu, ada banyak sekali jenis sate yang bisa kita temukan di Tanah Air, dari sate ayam, sate kambing, sate kerbau, sate usus, sate kulit, dan lain-lain. Masalahnya adalah jika kita sering mengonsumsi sate, risiko terkena kanker bisa meningkat.

Hal ini disebabkan oleh cara pengolahan sate yang biasanya hingga sampai sedikit gosong. Meskipun bisa membuat rasanya menjadi lebih enak, hal ini membuat kandungan atom karbon dan kandungan karsinogen di dalamnya meningkat dengan signifikan.

Selain itu, jika kita membakar daging hingga lemaknya menetes ke arang atau pemanas, akan menyebabkan munculnya asap dengan kandungan PAH yang bisa menyebabkan datangnya kanker. Karena alasan inilah, meskipun baunya harum dan menyenangkan, sebaiknya kita tidak menghirup asap daging sate yang sedang dibakar.

  1. Sebaiknya kurangi penggunaan pewangi ruangan

Pewangi ruangan memang bisa membuat rumah tidak lagi berbau apek, namun pakar kesehatan menyebut penggunaan pewangi ruangan yang berlebihan bisa meningkatkan risiko terkena kanker. Bahkan, tak hanya pewangi ruangan, pewangi mobil juga bisa menyebabkan dampak yang sama.

Hal ini disebabkan oleh kandungan di dalam pewangi ruangan yang sebenarnya bisa menjadi sumber polutan. Hal inilah yang kemudian bisa menyebabkan tubuh terpapar kandungan yang bisa menyebabkan datangnya kanker. Jika rumah kita juga tidak memiliki ventilasi yang baik, risiko untuk terkena kanker bahkan bisa meningkat dengan signifikan.

  1. Kurangi kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda

Minuman bersoda yang manis dan menyegarkan memang bisa meningkatkan risiko terkena kenaikan berat badan atau diabetes jika terlalu sering dikonsumsi, namun banyak orang yang tidak sadar jika minuman ini juga bisa meningkatkan risiko kanker.

Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan 4-methylimidazole yang berfungsi sebagai pewarna minuman bersoda. Kandungan ini ternyata bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru dan leukemia. Karena alasan inilah sebaiknya kita menurunkan konsumsi minuman ini atau bahkan sebaiknya benar-benar menghindarinya.

  1. Kurangi penggunaan peralatan kosmetik

Banyak kosmetik yang masih menggunakan bahan kimia bishpenol A atau BPA dan paraben. Berbagai kandungan ini bisa merusak keseimbangan hormon di dalam tubuh. Jika paparan dari bahan kimia ini cukup sering terjadi, dikhawatirkan bisa meningkatkan beberapa jenis penyakit seperti kanker payudara atau masalah kardiovaskular.

  1. Berhati-hati dengan polusi udara

Polusi udara, khususnya dari gas buang kendaraan yang memiliki kandungan beracun seperti karbonmonoksida, karbondioksida, hidrokarbon, dan lain-lain bisa memicu kanker kulit dan kanker pada saluran pernapasan. Karena alasan inilah kita sebaiknya selalu memakai masker saat berada di dekat jalan atau saat menggunakan kendaraan roda dua.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Lebih baru Lebih lama